BEKASI.POJOKSATU.id - Generasi Z kerap disebut sebagai digital native atau orang yang sudah terbiasa dengan teknologi digital sejak awal kehidupannya di dunia. Berbeda dengan generasi sebelumnya seperti generasi milenial yang disebut digital immigrant.
Bersama kedua guru dari SMK Telekomunikasi Telesandi, Urban J TV sebagai channel video jurnalistik dari membahas tentang generasi-z dan teknologi, Rabu, 28 Agustus 2024.
Generasi-Z sebutan untuk kelompok individu yang lahir pada 1990 akhir dan sampai 2000-an akhir. Mereka sudah terpapar dengan teknologi sejak dini. Apakah hal tersebut justru membuat mereka mahir terhadap teknologi atau tidak?
Baca Juga: Generasi Z Melek Literasi Digital, Upaya Tangkal Hoaks di Tahun Politik
Wakil Kepala Sekolah Bidang Hubungan Industr, Syarif Hidayatulloh, mengatakan generasi z lebih senang dengan pemberian materi yang bersifat audio-visual lewat visualisasi dibandingkan metode ceramah.
"Itu akan lebih mudah diserap oleh mereka dibanding metode kita. Mereka diberi kemudahan semua (oleh teknologi, Ed), template sudah ada. Tapi, balik lagi, tidak semua anak-anak gen-z fasih terhadap teknologi," ucap guru yang karib disapa Pak Acil ini.
"Masing-masing anak berbeda kemampuan, tetapi dasarnya SMP sudah pintar, menjadi pintar di sini wajar. Tapi anak yang biasa saja, kita gali potensinya menjadi luar biasa itu kebanggan bagi Telesandi," ucap dia kepada Host Ridha Amalia.
Podcast ini dapat dilihat di YouTube dengan judul NGOBROLIN GEN-Z DAN TEKNOLOGI BARENG PAK GURU SMK TELESANDI yang berlangsung di Urban J Corner, studio kreatif yang berada di Pollux Mall Cikarang, Kabupaten Bekasi.
Baca Juga: Mengejar Passion vs. Kenyataan Dunia Kerja: Dilema Generasi Z dalam Menyatukan Impian dan Realita
Dia mengatakan karena paparan teknologi, banyak generasi-z yang belum mengetahui potensi dirinya masing-masing.
"Bahasa gen-z bahasa perorangan. Mereka lebih senang ngobrol dengan laptop. Mereka bicara dengan teknologi, tetapi susah komunikasi personal to personal. Murid potensinya ini lo, kita siapkan panggung untuk mereka. Ada yang bisa menjadi host, kita berikan kesempatan," ucap dia.
Sementara Ketua Kompetensi Desain Komunikasi Visual Fiscal Kurnia Sandy berpendapat sebenarnya anak-anak generasi Z hampir sama dengan generasi sebelumnya. Hanya saja, mereka ingin segala sesuatunya praktis dan cepat.
"Kita zaman sebelumnya harus beproses. Kalau di saya sendiri ketika ngajar di editing, kita kan melihat konsep seperti apa, referensi seperti apa, mereka ingin langsung tempel, seperti template, sebenarnya tidak seperti itu. Itu si ketika mendapatkan dari gen-z ini," ucap dia.