- Sekolah kedinasan kini menjadi salah satu opsi favorit pelajar Indonesia setelah lulus SMA, selain Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Tidak hanya menawarkan pendidikan berkualitas, sekolah kedinasan juga memberikan keistimewaan berupa biaya kuliah gratis dan jaminan pekerjaan di instansi pemerintah terkait setelah lulus.
Namun, dengan berbagai keuntungan tersebut, persaingan untuk masuk sekolah kedinasan sangat ketat.
Ribuan pelamar bersaing setiap tahun untuk memperebutkan kursi yang terbatas. Jadi, bagaimana cara terbaik mempersiapkan diri? Salah satu jawabannya adalah mengikuti bimbingan belajar (bimbel) persiapan kedinasan salah satunya di Studiku.com.
Baca Juga: Tiga Strategi Pemerintah Kendalikan Kanker Darah di Indonesia, Menjadi Tantangan di Sektor Kesehatan
Apa Itu Sekolah Kedinasan?
Sekolah kedinasan adalah perguruan tinggi yang berada di bawah naungan kementerian atau lembaga pemerintah di Indonesia.
Lulusannya biasanya langsung dipekerjakan di instansi yang menaungi, seperti:
- PKN STAN (Politeknik Keuangan Negara STAN) untuk Kementerian Keuangan.
- STIS (Sekolah Tinggi Ilmu Statistik) untuk Badan Pusat Statistik (BPS).
- STMKG (Sekolah Tinggi Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk BMKG.
- IPDN (Institut Pemerintahan Dalam Negeri) untuk Kementerian Dalam Negeri.
- STIN (Sekolah Tinggi Intelijen Negara) untuk BIN.
Baca Juga: Mobil Sewaan Digadaikan, Bos Rental di Setu Lapor Polisi
Selain itu, setiap sekolah kedinasan memiliki tahapan seleksi yang cukup berat, seperti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD), Seleksi Kompetensi Bidang (SKB), tes kesehatan, tes psikologi, tes fisik, wawancara, dan pantukhir.
Tantangan Besar Masuk Sekolah Kedinasan
Tingginya persaingan menjadi tantangan utama. Pada 2024, lebih dari 144.000 pelamar tercatat mengikuti seleksi, namun hanya sebagian kecil yang diterima. Tantangan lainnya termasuk:
1. Kesulitan Ujian: SKD yang mencakup Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensi Umum (TIU), dan Tes Karakteristik Pribadi (TKP) sering menjadi momok.