- Pengadilan di China menjatuhkan hukuman mati kepada Bai Tianhui, mantan manajer umum dari perusahaan manajemen aset terbesar yang dikelola oleh Beijing, setelah dia terbukti melakukan korupsi dengan nilai mencapai Rp2,4 triliun.
Keputusan ini adalah salah satu tanda bahwa ini adalah kasus korupsi terbesar di China, yang menjadi fokus utama Presiden Xi Jinping dalam kampanye anti-korupsinya selama bertahun-tahun.
Kasus Bai Tianhui ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah China di bawah pimpinan Xi Jinping dalam memberantas korupsi yang merajalela.
Sejak Xi Jinping menjabat sebagai presiden, kampanye anti-korupsi ini telah menargetkan urban pejabat pemerintah, militer, dan eksekutif perusahaan milik negara yang diduga terlibat dalam rencana korupsi.
Tindakan ini mendapat dukungan luas dari publik yang menginginkan pemerintah yang lebih bersih.
Tetapi, kampanye anti-korupsi yang di jalankan oleh Xi Jinping juga tidak jauh dari kritikan masyarakat.
Beberapa mengkhawatirkan bahwa kampanye ini akan bisa di manfaatkan untuk menyingkirkan lawan-lawan politiknya.
Mereka memberikan pendapat bahwa beberapa tindakan penegakan hukum terhadap pejabat yang dituduh korupsi mungkin bermotif politik, bertujuan untuk memperkuat cengkraman Xi Jinping atas kekuasaan dan mengeliminasi atau menyingkirkan pesaing potensial di dala partai.
Meskipun begitu, hukuman mati yang dijatuhkan kepada Bai Tianhui menunjukkan betapa seiusnya pemerintahan China dalam memberantas korupsi di semua tingkatan.
Tindakan yang diambil ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pejabat lai yang mungkin akan mempertimbangkan untuk terlibat dalam praktik korupsi.
Selain itu, tindakan keras terhadap korupsi juga diharapkan dapat menghasilkan peningkatan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dengan adanya tindakan bahwa tidak ada seorang pun yang kuat terhadap hukum, pemerintah China berusaha memperkuat integritas dalam administrasi publik dan sektor bisnis.
Dalam beberapa tahun terakhir, kampanye anti-korupsi yang di lakukan Xi Jinping telah menghasilkan sejumlah penangkapan dan hukuman yang sepadan.
Kasus Bai Tianhui ini hanyalah salah satu contoh dari kasus lainnya yang ada di China, yang menegaskan tekad pemerintah untuk memberantas korupsi di negara nya.
Meskipun tetap ada kontroversi di balik kampanye ini, banyak yang memberikan harapan untuk upaya tersebut akan membawa perubahan yang positif bagi masa depan China.
Dengan begitu, hukuman bagi untuk Bai Tianhui menegaskan bahwa korupsi tidak ditoleransi di China.
Dukungan publik terhadap upaya ini menjadi sorotan keinginan masyarakat untuk melihat perubahan signifikan yang nyata dan mendukung usaha pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang bersih dari korupsi.***