vissaventure.com

Prabowo Rencana Naikkan Rasio Hutang RI Jadi 50% dalam 5 Tahun, Sri Mulyani Khawatir RI Bernasib Seperti Argentina - News

Prabowo Rencana Naikkan Rasio Hutang RI Jadi 50% dalam 5 Tahun, Sri Mulyani Khawatir RI Bernasib Seperti Argentina

- Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto, dikabarkan berencana mendanai janji-janji belanjanya dengan meningkatkan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) ke level tertinggi dalam dua dekade terakhir.

Langkah ini akan mengakibatkan utang Indonesia mendekati 50% dari PDB pada akhir masa jabatan lima tahunnya, naik dari sekitar 39% pada tahun ini.

Jika terealisasi, ini akan menjadi tingkat utang tertinggi sejak tahun 2004.

Prabowo berencana untuk menggunakan peningkatan utang ini sebagai salah satu strategi untuk memenuhi berbagai janji kampanyenya, termasuk peningkatan prasarana, pengembangan sektor kesehatan dan pendidikan, serta berbagai program sosial lainnya.

Baca Juga: Jakarta, Semarang, dan Makassar Tercatat Kota dengan Anomali Suhu Terpanas di Dunia

Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi pemerintah.

Namun, kebijakan ini juga memicu kekhawatiran dari berbagai pihak.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi potensi yang akan berubah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada pemerintahan mendatang.

Baca Juga: Menko PMK Usulkan Korban Judi Online Jadi Penerima Bansos

Ia mengingatkan bahwa APBN harus dikelola dengan sehat dan tidak dipaksakan agar tidak terjadi krisis ekonomi serius seperti yang dialami oleh Argentina.

Menurutnya, peningkatan hutang yang tidak diimbangi dengan pengelolaan fiskal yang bijaksana dapat mengakibatkan resiko keuangan yang signifikan bagi negara.

Sri Mulyani menegaskan betapa pentingnya menjaga keseimbangan antara belanja dan pendapatan negara.

Baca Juga: Korban Judi Online Ekonominya Hancur, Menko PKM Muhadjir: Kita Akan Daftarkan Sebagai Penerima Bansos Ko

Ia menekankan bahwa meskipun investasi dalam pembangunan prasarana dan sektor lainnya sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, namun harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan kapasitas fiskal negara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat