vissaventure.com

Pengelola Kawasan Industri MM 2100 Dianggap Diskriminasi, LSM MPI Galang Dukungan Forum Pondok Pesantren - News

Soroti Tenaga Kerja : Doktor Anwar Musyadad saat membahas tenaga kerja dan CSR di depan Ketua MPR-RI

-Ketua Umum LSM Masyarakat Peduli Investor (MPI) Doktor Anwar Musyadad memastikan akan terus memperjuangkan keluhan masyarakat sekitar kawasan industri MM 2100.

Saat ini, masyarakat sekitar kawasan mengeluhkan tidak ada ruang untuk mereka bekerja hingga kesempatan berusaha ditengah hadirnya ratusan pabrik di kawasan itu.

"Berbagai keluhan datang ke LSM MPI. Masyarakat bingung mau mengadukan ke siapa. Karena tidak ada tindakan nyata dari stakeholder terkait,"kata Doktor Anwar.

Mayoritas perusahaan-perusahaan multinasional lebih memilih karyawan dari luar daerah. Begitu juga kesempatan berusaha, perusahaan lebih memilih vendor dari luar daerah atau kelompok-kelompok tertentu.

"Ini memang sudah kompleks, kami MPI terus berupaya agar permasalahan itu ada solusi yang baik. Penyaluran CSR pun tidak ada transparansi dari pengelola ataupun para tenant,"kata dia.

Doktor Anwar menduga diskriminasi terhadap warga sudah terjadi. Pasalnya, warga hanya sekedar berkirim surat ke pihak perusahaan di dalam Kawasan Industri MM 2100 pun ditolak.

"Jadi, sekedar warga bersurat saja ditolak oleh perusahaan dan diarahkan ke pengelola kawasan. Ini seperti sudah dikondisikan,"paparnya.

Hasilnya, masyarakat hanya melihat kemacetan akut jalan-jalan kampung mereka. Sekedar untuk berdagang di kawasan saja sulit, pedagang yang notabene warga sekitar harus kucing-kucingan dengan petugas keamanan kawasan.

"Jika pemerintah bersama pengelola kawasan itu punya niat baik untuk masyarakat. Berbagai permasalahan itu akan terurai,"ujarnya.

LSM MPI kata dia terus menggalang dukungan mulai dari gabungan ormas, KAHMI Bekasi Raya hingga Forum Pondok Pesantren Kabupaten Bekasi.

"Kami berkomitmen untuk bersama-sama mewujudkan agar masyarakat sekitar kawasan tidak hanya jadi penonton ditengah pembangunan massif kawasan industri,"tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat