- Daya beli secara nasional menurun belakangan ini. Tentu hal ini merembet kepada berbagai aspek kehidupan, salah satunya industri ritel.
Lalu, apa penyebabnya sehingga kondisi demikian bisa terjadi? Dalam sesi podcast UrbanTalks di Urban J Corner Studio, Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia Muhammad Rusdi membeberkan hal itu, Sabtu, 17 Agustus 2024.
"Jatuhnya bukan setahun-dua tahun terakhir, tetapi 5 tahun bahkan 10 tahun sejak Jokowi jadi presiden. Puncaknya di tahun ini, 3 tahun pascacovid," ucap Rusdi.
Baca Juga: Pengalaman Bangun Bekasi Buat Partai Buruh Lirik Duet Dani Ramdan dan Dr Asep
"Buat kami sederhanya, semenjak Jokowi menjadi presiden 2014 akhir, Jokowi menerapkan kebijakan upah murah. Kenaikan upah yang sebelumnya di era Pak SBY 2 tahun terakhir selesai tahun 2013 kenaikan upah itu luar biasa tinggi," sambung mantan sekretaris jenderal Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) ini.
Saat itu, dia ingat betul kenaikan upah di Jabodetabek dan basis industri nasional hingga 40-60 persen.
"Jakarta 40 persen 1,5 juta menjadi 2,2 juta. Bogor sampai 60 persen," kata dia.
"Kalau upah berkualitas, dia bisa memunuhi kebutuhan standar dan dia bisa saving. Ketika ada lebihnya maka uang lebihnya dia bisa kredit motor bisa ganti HP," kata dia.
Baca Juga: Hubungan Industrial Serikat Pekerja PECGI Jadi Contoh, Komitmen Tingkatkan Produktivitas
Ternyata ada berbagai kebijakan Jokowi yang bisa dibilang menyengsarakan kaum buruh selama ini. Rusdi membeberkan banyak hal dalam podcast tersebut.
Video selengkapnya mengenai podcast tersebut dapat Anda saksikan pada channel YouTube Urban J TV pada tautan ini https://www.youtube.com/watch?v=ELMtjObh0ho.
Urban J TV dikelola oleh PT Urban Media Network. Multimedia journalism berbasis platform YouTube dan media sosial lainnya.