- Dikehidupan terdapat 3 hal yang sangat berharga yaitu,kasih sayang,keluarga dan juga persahabatan.
Seseorang yang selalu ada ketika kita sedang bersedih maupun hendak berbagi cerita itulah sahabat.
Seorang sahabat sangat diperlukan bagi individu dimana ada beberapa keinginan yang hanya bisa dipenuhi bersama sahabat.
Baca Juga: Kolaborasi Budaya Jepang-Indonesia Ada di Deltamas Matsuri, Kotak dan J-Rocks Turut Ramaikan
Perkembangan zaman yang semakin canggih dibarengi dengan teknologi-teknologi luar biasa yang diciptakan oleh manusia membuat segala hal menjadi lebih mudah.
Seperti sekarang maraknya dunia media sosial dalam pandemic covid yang berkepanjangan membuat individu menjalin pertemanan secara virtual,tanpa memperhitungkan seberapa jauh jarak mereka.
Pertemanan virtual dapat berinteraksi dengan individu melalui teks,suara, atau bahkan antar muka secara visual. Persahabatan virtual yang dimaksudkan dalam artikel ini merupakan teman yang ditemukan melalui media sosial.
Burhan bungi dalam bukunya sosiologi komuniksi menjelaskan tentang teori berinteraksi dalam dunia maya atau yang sering dikenal dengan teory chybercommunity”
kehidupan cyber mendefinisikan bahwa manusia memiliki kehidupan yang baru diatas kehidupan nyata yang mereka jalani (Bungin:2009)
Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa anak muda yang memiliki teman virtual (virtual friends) terdapat beberapa tanggapan mengenai pertamanan virtual.
Mereka memiliki pandangan yang berbeda beda mengenai pertemanan secara virtual. Dimana ada yang beranggapan bahwa pertemanan secara virtual hanya sebatas menambah relasi pertemanan saja.
"saya tertarik karena semakin luas pertemanan maka semakin luas jaringan pertemanan
saya merasa di untungkan karena relasi yang makin luas" tulis narasumber
tetapi sebagian juga menganggap bahwa pertemanan virtual dijadikan sebagai tempat mereka berkeluh kesah tanpa rasa takut akan privasinya tersebar dan mereka lebih bisa terbuka.
Dikarenakan mereka menganggap bahwa teman virtual merupakan teman yang jauh dan tidak memungkinkan mereka untuk membuka privasinya.
" netralnya, seseorang yany saya kenal lewat sosial media bisa saja bersifat terbuka atau sebaliknya.untuk saat ini lebih milih pertemanan secara virtual sih. karena pertemanan di real belum ada yg bisa buat aku bener² nyaman, ada yg toxic, ada yang over, egois, dll" tulis narasumber
Dalam memilih teman untuk curhat juga mereka tidak sembarang. Mereka memilih teman yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat menyimpan privasi mereka.
"Dalam menyampaikan cerita tentu saya tidak akan bercerita dengan sembarang orang, saya akan bercerita kepada teman virtual yg saya tahu pasti sikapnya" tulis narasumber
Selain itu untuk mereka yang memiliki kepribadian yang introver mereka lebih merasa nyaman untuk berinteraksi lewat media online dibanding dengan bertemu langsung. Mereka merasa canggung atau kurang nyaman jika harus bercerita kepada teman dunia nyata
"Menurut saya lebih nyaman bercerita/curhat dengan teman virtual , karna saya introvert jadi lebih lancar menyampaikan kata kata dengan ketikan" tulis narasumber
Banyak orang yang merasa begitu kesepian di dunia nyatanya tetapi merasa bahagia di dunia mayanya. Atas fenomena tersebutlah munculah gagasan mengenai pertemanan dunia maya atau virtual friend.
Pertemanan secara virtual dapat menjadi suatu solusi untuk orang-orang yang ingin memiliki teman tetapi memiliki kepribadian introvert dimana orang-orang introvert ini terkadang lebih suka berkomunikasi secara virtual dibandingkan harus bertemu secara langsung.
Dapat disimpulkan bahwa pertemanan secara virtual dapat berdampak baik atau buruk tergantung bagaimana individu tersebut menanggapinya. Jangan juga terlalu percaya dengan orang yang kita temukan secara online karena apa yang kita liat dan rasakan belum tentu seperti kenyataan nya untuk itu dalam memilih teman pastikan kita sudah kenal betul dengannya dan pilihlah teman yang baik.***