- Asian Value, juga dikenal sebagai nilai-nilai Asia, adalah konsep yang mulai diperkenalkan pada akhir abad ke-20 oleh para pemimpin dan cendekiawan Asia.
Konsep ini terkait dengan disiplin, kerja keras, kesederhanaan, dan pencapaian akademik, serta keseimbangan kebutuhan individu dan masyarakat serta hormat pada otoritas berkuasa.
Asian Value sering dikaitkan dengan dinasti politik, yang dianggap sebagai hak warga negara.
Baca Juga: Soal Sandra Dewi Diisukan Sebagai Tersangka Kasus Korupsi Timah, Kuasa Hukum Buka Suara
Dalam konteks ini, beberapa negara Asia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, dengan ratusan juta orang terangkat dari kemiskinan dan beberapa negara bertransisi ke status negara berpendapatan menengah dan bahkan ke negara maju.
Namun, Asian Value juga sering dihubungkan dengan rezim otoriter yang berkuasa di Asia.
Contohnya, Singapura di bawah kepemimpinan Lee Kuan Yew, yang menerapkan nilai-nilai lokal Asia dalam kepemimpinannya dan membawa Singapura menempati peringkat kedua dunia dalam index Sepuluh Kebebasan Ekonomi.
Baca Juga: Rizky Febian dan Mahalini Jadi Model Produk Gucci, Netizen Ramai Bilang Boikot
Dalam beberapa tahun terakhir, Asian Value juga menjadi perbincangan dalam konteks perlindungan HAM.
Beberapa negara Asia, termasuk ASEAN, telah mengalami tantangan dalam mengintegrasikan nilai-nilai HAM dengan budaya dan nilai-nilai Asia.
Meskipun demikian, ASEAN telah mengambil beberapa langkah maju dalam isu HAM, termasuk mendeklarasikan HAM ASEAN dan membentuk badan HAM yang lebih spesifik untuk perempuan dan anak.
Baca Juga: 4 Artis Hollywood yang Dukung Palestina
Dalam sintesis, Asian Value adalah nilai-nilai yang menginspirasi pertumbuhan ekonomi dan politik di Asia.
Namun, konsep ini juga dapat dihubungkan dengan rezim otoriter dan perlindungan HAM, menunjukkan bahwa Asian Value memiliki implikasi yang kompleks dan multifaset dalam konteks regional dan global.***