- Ahli memperkirakan bahwa pada masa purba terdapat gunung yang sangat besar di Selat Sunda yang akhirnya meletus dahsyat yang menyisakan sebuah kaldera atau kawah besar yang disebut sebagai Gunung Krakatau Purba.
Gunung Krakatau Purba ini disebut-sebut merupakan induk dari Gunung Krakatau. Letusan Krakatau Purba diperkirakan terjadi pada tahun 535 masehi.
Hal ini mungkin dapat ditafsirkan dari kitab pedalangan pustaka raja Purwa, Pakar geologi Berend George Escher, dan beberapa ahli lainnya berpendapat bahwa kejadian alam yang diceritakan dalam kitab tersebut berasal dari gunung Krakatau purba yang dalam teks disebut sebagai gunung batuara.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Meletusnya Gunung Krakatau PART 1
Menurut pustaka raja Purwa tinggi Krakatau purba ini mencapai 2000 m di atas permukaan laut dan lingkaran pantainya mencapai 11 km.
Ledakan hebat itu telah menyebabkan terbentuknya Selat Sunda serta hilangnya peradaban pasemah Lampung dan Salakanagara Banten selama sekitar 20 hingga 30 tahun.
Tiga perempat bagian gunung krakatau purba hancur menyisakan kaldera atau kawah besar di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang atau Rakata kecil.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya tahun kegelapan di muka bumi. Dalam buku catastrophe An Investigation Into the Origins Of The Modern World yang ditulis oleh David Keys pada tahun 2000, letusan Gunung Krakatau Purba dianggap turut andil dalam berakhirnya masa kejayaan Persia kuno, transmutasi kerajaan Romawi ke kerajaan Bizantium, berakhirnya peradaban Arab Selatan, punahnya kota besar Maya, dan jatuhnya peradaban nask di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.
Menurut pustaka raja Purwa tinggi Krakatau purba ini mencapai 2000 m di atas permukaan laut dan lingkaran pantainya mencapai 11 km.
Ledakan hebat itu telah menyebabkan terbentuknya Selat Sunda serta hilangnya peradaban pasemah Lampung dan Salakanagara Banten selama sekitar 20 hingga 30 tahun.
Tiga perempat bagian gunung krakatau purba hancur menyisakan kaldera atau kawah besar di Selat Sunda. Sisi-sisi atau tepi kawahnya dikenal sebagai Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang atau Rakata kecil.
Letusan gunung ini disinyalir bertanggung jawab atas terjadinya tahun kegelapan di muka bumi. Dalam buku catastrophe An Investigation Into the Origins Of The Modern World yang ditulis oleh David Keys pada tahun 2000, letusan Gunung Krakatau Purba dianggap turut andil dalam berakhirnya masa kejayaan Persia kuno, transmutasi kerajaan Romawi ke kerajaan Bizantium, berakhirnya peradaban Arab Selatan, punahnya kota besar Maya, dan jatuhnya peradaban nask di Amerika Selatan yang penuh teka-teki.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Erupsi, Peningkatan Level Siaga Rekomendasi Diberlakukan
Ledakan Krakatau purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik.
Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20 hingga 150 meter dan menurunkan temperatur sebesar 5 sampai 10 derajat selama kurun waktu 10 hingga 30 tahun.
Pulau Rakata yang merupakan satu dari tiga Pulau sisa Gunung Krakatau purba yang kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau atau Gunung Rakata.
Kemudian dua gunung api muncul dari tengah kawah bernama gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan gunung Rakata yang telah muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang kemudian disebut sebagai Gunung Krakatau.
Ledakan Krakatau purba diperkirakan berlangsung selama 10 hari dengan perkiraan kecepatan muntahan massa mencapai 1 juta ton per detik.
Ledakan tersebut telah membentuk perisai atmosfer setebal 20 hingga 150 meter dan menurunkan temperatur sebesar 5 sampai 10 derajat selama kurun waktu 10 hingga 30 tahun.
Pulau Rakata yang merupakan satu dari tiga Pulau sisa Gunung Krakatau purba yang kemudian tumbuh sesuai dengan dorongan vulkanik dari dalam perut bumi yang dikenal sebagai Gunung Krakatau atau Gunung Rakata.
Kemudian dua gunung api muncul dari tengah kawah bernama gunung Danan dan Gunung Perbuwatan yang kemudian menyatu dengan gunung Rakata yang telah muncul terlebih dahulu. Persatuan ketiga gunung api inilah yang kemudian disebut sebagai Gunung Krakatau.
Lanjut PART 3.***