- Pengamat cuaca pada saat itu melacak dan memetakan dampaknya terhadap langi. Mereka menamakan fenomena tersebut sebagai Equatorial Smoke Stream.
Kombinasi aliran piroklastik atau gas panas, abu vulkanik, dan tsunami yang terkait dengan letusan Krakatau menimbulkan dampak bencana regional dan di seluruh dunia.
Beberapa lahan di Banten, sekitar 80 KM bagian selatan tidak pernah dihuni kembali. Wilayah tersebut kemudian berubah menjadi hutan dan sekarang menjadi Taman Nasional Ujung Kulon.
Baca Juga: Sejarah Peristiwa Meletusnya Gunung Krakatau PART 1
Jumlah resmi korban tewas akibat letusan gunung berapi tersebut yang dicatat oleh otoritas Belanda adalah 36.417 jiwa.
Meskipun perkiraan lain menyebutkan ada lebih dari 120.000 korban jiwa. Ada banyak laporan yang terdokumentasi mengenai sekelompok kerangka manusia yang mengambang melintasi Samudra Hindia di atas batu apung vulkanik dan terdampar di pantai timur Afrika hingga 1 tahun setelah letusan.
Suhu musim panas di belahan bumi utara turun rata-rata 0,4 derajat celcius pada tahun setelah letusan. Setelah beberapa tahun setelah letusan dilaporkan bahwa bulan tampak berwarna biru dan terkadang hijau hal ini terjadi karena beberapa awan abu dipenuhi dengan partikel dengan lebar sekitar 1 mikrometer.
Orang-orang juga melihat matahari lavender dan untuk pertama kalinya merekam fenomena awan noctilucent, yaitu fenomena awan yang bersinar di malam hari.
Pasca letusan, Krakatau diketahui hampir seluruhnya hilang kecuali sepertiga bagian selatan. Mulai tahun 1927 atau kurang lebih 44 tahun setelah meletusnya Gunung Krakatau muncul gunung api yang dikenal sebagai anak Krakatau dari kawasan kaldera purba tersebut.
Baca Juga: Inilah Deretan Gunung yang Tidak Boleh Didaki di Dunia, Berikut Alasannya!
Sejak lahirnya anak Krakatau hingga tahun 2000, gunung anak krakatau telah erupsi lebih dari 100 kali, baik bersifat eksplisit maupun efusif.
Pada umumnya titik letusan selalu berpindah-pindah di sekitar tubuh kerucutnya. Banyaknya letusan membuat gunung anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi membentuk kerucut yang mencapai tinggi 300 m dari permukaan laut.
Sementara Gunung Krakatau sebelumnya memiliki tinggi 813 m dari permukaan laut. Selain itu, wilayah daratan gunung baru ini pun semakin meluas.
Itulah tadi sedikit informasi dan rangkuman peristiwa dan sejarah tentang meletusnya Gunung Krakatau.***