- Asap rokok sering ditemukan di manapun, bahkan saat di tempat-tempat umum sekalipun.
Tak peduli jika ada anak-anak atau pun wanita hamil, para perokok tetap dengan tenang menghisap rokok dan mengabaikan kenyamanan orang-orang yang sering terganggu dengan asap rokok yang mereka keluarkan.
Salah satu bahaya dari asap rokok yang tidak terduga pada anak adalah dapat menyebabkan stunting.
Baca Juga: Miris, Orang Indonesia Jadi Korban Rasisme oleh Orang Korea Selatan dalam Media Online
Dari hasil penelitian Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada tahun 2018 mengungkapkan bahwa balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kg lebih kurang dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok.
Dalam penelitian tersebut, 5,5% balita yang tinggal dengan orang tua punya resiko lebih tinggi menjadi stunting.
Menurut WHO angka stunting di Indonesia masih tinggi yaitu di atas 20%, sedangkan Indonesia sendiri angka stunting yaitu di angka 21%.
Balita yang masih sering terpapar asap rokok di rumahnya, akan menjadi salah satu hambatan dalam menurunkan stunting.
Pada wanita yang melahirkan bayi saat sedang menjadi perokok aktif maupun pasif, didapatkan nikotin pada plasenta bayinya.
Kemudian panjang bayi dan berat badan bayi pun jauh lebih kecil dan lebih pendek dari bayi yang lahir dari ibu yang bukan perokok.
Pengaruh paparan asap rokok tidak hanya setelah bayi lahir, tetapi saat kehamilan pun asap rokok yang terhirup oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi kondisi janinnya.
Baca Juga: Lowongan Kerja Cikarang PT KDS Indonesia Terbuka Bagi Lulusan S1, Cek Link Daftarnya Disini
Ada istilah secondhand smoke dan thirdhand smoke. Secondhand smoke adalah asap rokok yang dilepaskan oleh perokok kemudian dihirup oleh orang-orang di sekitarnya.